Selain Piaynemo, Kampung Yenbuba
juga menjadi destinasi andalan di Raja Ampat. Kampung ini ada di pesisir pantai dengan
dermaga panjang ke arah laut. Lokasinya bisa dijangkau dengan kapal kecil
selama kurang dari 30 menit dari Pulau Kri.
disambut tulisan ini ketika baru sampai di dermaga |
Setahu aku banyak warganya yang
berasal dari pulau-pulau lain, jadi transportasi utama ya perahu. Perahu-perahu
milik warga banyak di’parkir’ di sekitar dermaga. Nah biasanya destinasi
andalan kalau ke Kampung Yenbuba ini adalah snorkeling. Begitu menginjakkan
kaki di dermaga kami disambut ikan beraneka ragam berwarna-warni, mulai dari
yang kecil hingga besar. Air lautnya jernih sekali dipadu dengan pemandangan
sekeliling MasyaAllah benar-benar surga dunia. Anak-anak kecil berlarian dengan
bertelanjang dada bergantian melompat ke laut. Beberapa diantaranya menaburkan
remah-remah makanan ringan dan disambut ikan-ikan cantik berebut remah-remah
tersebut. Mereka seolah teman baik yang suka bermain bersama. Amboi pemandangan
ini menghangatkan hati. Kesederhanaan ini membuatku bahagia dan peuh hati. Kalau
aku boleh kasih saran sih lebih baik berangkat langsung pakai baju renang biar
pas sampai bisa langsung nyemplung. Tapi kalau punya waktu lebih, jangan ragu
deh buat masuk ke dalam perkampungannya.
Ujung dermaga di desa ini menjadi
spot andalan wisatawan untuk snorkeling. Dari atas dermaga saja kita bisa melihat
ikan-ikan dan terumbu karang super indah karena air lautnya amat jernih. Apalagi
kalau kita bisa lompat dan melihat semua keindahan bawah laut dari jarak dekat.
Berenang dan snorkeling di bawah dermaga menurutku satu hal wajib kalau datang
ke sini.
Rumah-rumah di sini tuh beberapa
hampir serupa, asumsiku karena dapat bantuan pemerintah. Bisa terlihat dari
stiker yang tertempel di pintu depan. Dicat berwarna biru mungkin melambangkan
laut Papua (ehhe ngawur). Di dalam kampung ini sudah lumayan lengkap, kok. Ada
sekolah dan gereja. Bahkan aku baca beberapa artikel di internet pun fasilitas
kesehatan sudah tersedia. Aktivitas warganya ya seperti biasa, orang tua
bekerja dan anak-anak bermain dan bersekolah. Selain berlayar mereka juga hidup dari
berdagang atau penyedia jasa wisata Raja Ampat. Nah kebetulan waktu kami ke sana bertepatan dengan momen Hari Raya
Natal, jadi pemuda-pemudinya sibuk mempersiapkan Natal. Meriah sekali!
Dari Kampung Yenbuba ini aku melihat dan tak henti-hentinya berucap takjub akan kekayaan Indonesia di tanah dan laut Papua.
Di sini, sejauh memandang yang kulihat hanya air laut. Betapa
sejengkal saja tak awas mata kaki ini bisa jatuh ke laut. Betapa tak sadar diri
sedetik saja kita bisa membuang sampah di laut. Jujur aku takut berjalan di
atas dermaga karena selama dua puluh lima tahun aku hidup kaki ini merasa aman
menginjak tanah. Namun kulihat mereka anak-anak kecil berlari dan melompat ke
laut bertelanjang dada, seolah isyarat bahwa alam bukan untuk ditakuti melainkan
untuk disayangi dan dilindungi.
sirih pinang khas masyarakat pesisir Papua |
Kampung Yenbuba berdekatan dengan Pulau Kri |
Kommentare
Kommentar veröffentlichen