Perkenalkan, Namanya Kima; Penghuni Asli Perairan Raja Ampat

Raja Ampat terletak di dalam Bentang Laut Kepala Burung dan berada di Jantung Segitiga Terumbu Karang Dunia yang mana membuat kepulauan ini menjadi salah satu tempat yang memiliki sumber kekayaan bawah laut terbesar di dunia. Luasnya mencapai 4,6 juta hektar, di mana lebih dari 2 juta hektar merupakan konservasi perairan. Lebih dari 1.600 spesies ikan, 75 % spesies karang yang diketahui dunia, 6 dari 7 jenis penyu yang terancam punah, dan 17 spesies mamalia laut yang diketahui berada di sini.

Itu yang saya baca di website KKP Raja Ampat. Kita sama-sama tahu bahwa Raja Ampat adalah kekayaan tak ternilai yang dimiliki Indonesia, yang menjadi destinasi impian bagi para penyelam dan pecinta laut. Saya sendiri bukan penyelam, kemampuan saya masih terbatas pada snorkeling dengan masker snorkeling atau kacamata renang. Namun satu hal yang saya akui dan akan terus saya banggakan adalah pengalaman berenang dan snorkeling di perairan Raja Ampat.

Sebelumnya, saya tahu keindahan bawah laut Raja Ampat memang luar biasa dari video yang tersebar di youtube maupun postingan Instagram para traveler (sungguh kita orang Indonesia patut berbangga!). Namun untuk menyaksikan bahkan mendokumentasikannya bukan ekspektasi saya, karena saya tahu kapasitas saya. Dulunya saya berpikir mesti menyelam sekian meter untuk bisa menyaksikan surganya Indonesia ini. TERNYATA saya salah!

Di bibir pantai Pulau Kri kita sudah bisa mencicipi panorama ini dengan kedalaman hanya 30 cm saja. Bayangkan, kita berenang santai di pantai lalu perlahan kita berjumpa dengan si Patrick star alias bintang laut. Jumlahnya banyak dan tersebar. Semakin jauh kita berenang maka semakin banyak pula ikan dan terumbu karang yang akan kita jumpai. Sayangnya arus di sini sangat kuat sehingga membuat kita perlu berhati-hati agar tidak terbawa arus.

Di Raja Ampat cukup mudah untuk menemukan spot diving atau snorkeling. Hampir semua bagian di tepi pantai menyajikan keindahan bawah laut dengan kedalaman kurang dari satu meter. Tentu, semakin ke tengah maka akan semakin dalam dan semakin berwarna-warni pula terumbu karang yang ada. Di pinggir dermaga Kampung Yenbuba juga menjadi spot favorit wisatawan untuk melihat ikan-ikan cantik dan terumbu karang. Jadi seperti pepatah “sekali berenang dua tiga pulau terlampaui”, di sini wisatawan bisa menengok aktivitas warga Kampung Yenbuba sekaligus snorkeling. Dengan kedalaman sekitar 1-2 meter dan arus yang tenang, spot ini menjadi spot favorit. Bahkan jika wisatawan tidak bisa berenang sekalipun, mereka tetap bisa menikmati keindahannya dari atas dermaga. Anak-anak di sini suka memberi makan ikan dengan makanan ringan. Mereka akan berdatangan secara bergerombol. Ikan besar seperti tuna dan mahi-mahi juga tidak jarang ikut datang. Keren, kan?!

Di antara ikan dan terumbu karang yang menjadi penghuni laut Raja Ampat, ada satu jenis karang yang ikonik. Namanya Kima. Karang ini berukuran besar sekitar 1,5 meter dan berwarna biru. Awalnya saya penasaran ketika snorkeling dan menjumpainya banyak tersebar di laut yang agak dalam. Ia bisa terbuka dan tertutup ketika mendapat sensor gerakan. Tidak disentuh, hanya seperti ‘dikagetkan’. Paham, kan? Nah, Kima ini berada tersembunyi dalam terumbu karang yang lain tapi bisa dengan mudah dikenali dari bentuk dan warnanya.

Kima sendiri ada banyak jenis dan warnanya. Ada yang biru, hijau, coklat, dan abu-abu, namun Kima yang sering saya lihat waktu itu adalah Kima dengan warna biru menyala. Dalam ekosistem laut, Kima memiliki peran yang amat penting. Ia memiliki sistem filter yang baik sehingga mampu menyaring berton-ton air laut. Kima sebelumnya dikenal warga setempat sebagai santapan yang lezat. Masyarakat suka berburu Kima di lautan lepas untuk dimasak sebagai tumis. Dagingnya lezat, sehat, dan tentunya mahal.

Nah, karena keberadaannya kian waktu terus menurun, maka sekarang Kima menjadi kerang yang dilindungi. Selain Kima, kerang-kerang lain di perairan Raja Ampat juga tak kalah menawan. Kerang yang mati biasanya akan tersapu ombak ke pinggir pantai. Jika dibandingkan dengan kerang yang ada di Bali atau di pantai lain, kerang-kerang di sini berukuran lebih besar dengan model yang unik dan warna yang lebih tegas. Sungguh, kalau saya serakah pasti akan saya bawa pulang semua kerang-kerang menawan ini.

 


guratan alami dibalik kerang Raja Ampat

Kommentare