Sebuah kebetulan terjadi lagi sore tadi. Kali ini kebetulan yang menyenangkan. Kebetulan bertemu teman-teman Kira dan Hilger yang merupakan orang Indonesia? Udah biasa! Ketemu teman mereka lagi yang datang dari Surabaya? Udah biasa juga. Kali ini ketemu teman mereka yang asalnya dari Jombang, hah, gimana?
Sebelumnya memang udah diberi
tahu, “Oke kita akan ketemu si ABC, nama anaknya D, si cowok ini orang
Indonesia blablabla.” Yaudah biasa aja. Eh ketika sampai di restoran dan bertemu
satu keluarga yang tadi diceritain mulai ada yang ‘gak biasa, nih’. Jadi si
cowok ini orang Indonesia dan istrinya orang Austria. Mereka tinggal di Austria
dan dalam waktu dekat akan pindah ke Bali. Anaknya lucu, secara fisik lebih ke
Indo. Tapi bukan dia topik utama cerita kali ini wkwkkw.
Kalimat pertama yang disapakan ke
aku adalah “Hai, apa kabar?” Karena tahu aku orang Indo kali, ya (jelas!
Hahaha). Aku jawab aja “Baik, terima kasih. Kalian apa kabar?” Trus singkat
cerita kami kenalan dan ngobrol basa basi. Kesan pertama yang aku dapat dari
keluarga ini adalah respect, mereka melihat aku sebagai diriku sendiri, sebagai
Ita. Ada loh orang Indonesia yang memandang aku “lebih rendah” dari bule, tapi yaudah itu urusan dia. Aku salut banget dengan orang ini dan istrinya. Ramah,
sederhana, istilahnya apa adanya, gak nunjukkin kalo dia banyak uang. Kok bisa
tahu? Ya keliatan dari cara bicaranya yang hangat, cara mendidik anaknya, dan
tentu pakaiannya dan tak fancy tapi sopan dan rapi.
Si suami inilah yang banyak
ngajak aku ngobrol karena sama-sama dari Indonesia. Seperti biasa pasti nanya
“Asli Bali? Atau dari Jawa?” Trus aku bilang aja dari Surabaya. Kaget dong
mereka berdua, dia dan istrinya maksudnya. “Loh aku wong Kenjeran!” Katanya
auto nyeletuk. Kaget dong aku, lah ternyata hahah. Lalu mengalirlah obrolan
tentang bahasa jerman, dari mana aku belajar, dari mana dia bisa bahasa jerman,
dan lain-lain hingga aku bilang “Aku kuliahnya di Surabaya sih mas, tapi
aslinya dari Jombang.” Syok lagi dong mereka, “Loh aku juga dari Jombang! Ibuku
wong Jombang.” Jederrrr melongo semua hahahhaha apalagi istrinya. Jadi istrinya
ini orang Austria yang udah pinter ngomong Bahasa Indonesia. Tak lama datanglah
Kira dan Hilger lalu kami cerita bahwa kami satu daerah asal. Tentu tak kalah
melongonya mereka, hahahha.
Ya, begitulah cerita kebetulan
kali ini. Banyak perspektif yang aku dapatkan dari keluarga ini, utamanya
adalah rasa saling menghargai.
Kommentare
Kommentar veröffentlichen