New Journey of My Life

Cerita ini sebetulnya adalah cerita di balik keberangkatanku ke Bali beberapa waktu yang lalu. Bali, yang sekarang adalah kota ke dua, sebelumnya hanya terlintas sekilas-sekilas saja. Kalau boleh jujur aku bukan mau ke Bali, melainkan ke Jerman.

Aupair sudah jadi rencana dan resolusi yang aku tulis tahun 2020 untuk aku eksekusi di tahun 2021. Tapiiii sungguh jalan ini -Aupair di Bali- tak pernah terlintas. Semua berawal di bulan November 2020, aku ingat betul, saat itu aku sedang asik mengajar Bahasa Jerman. Yaa gak asik juga sih, hihi karena di masa pandemi membuat karierku tak jelas. Sebagian besar muridku memutuskan untuk break, yang mana membuat keadaan finansialku juga ikutan break. Merasa sudah cukup lama pula aku di sana, aku berusaha menciptakan peluang baru dengan melamar berbagai pekerjaan. Atasanku turut prihatin sehingga beliau menyarankan untuk ambil cuti, namun aku belum siap.

Di malam hari di tengah kegalauanku (ciye galau hahah) ada seorang teman di sebuah grup WA mengirim sebuah lowongan pekerjaan di Bali. Waktu itu istilahnya bukan Aupair melainkan Babysitter. Yah aku pikir mungkin karena Aupair belum terlalu familiar di Indonesia. Persyaratannya hanya terbiasa dengan anak kecil dan wajib berbahasa jerman karena anak-anaknya belum bisa Bahasa inggris. Aku langsung tertarik dong, mengingat kondisi karierku yang sedang terancam. Selang beberapa menit aku hubungi yang bersangkutan, si Aupair dari sebuah keluarga jerman ini. Tanpa basa-basi, dia menghubungkan aku dengan keluarganya. Dari situlah akhirnya kami banyak bertanya dan saling mengenal.

Proses perkenalan kami terbilang cukup singkat, seingatku hanya satu mingguan. Dua kali kami punya Termin untuk video call, bahkan kuperkenalkan juga ibu dan ayah padanya. “Mereka sopan,” kata orang tuaku. Ya begitulah lalu ijin untuk ke Bali bekerja bersama mereka kudapatkan. Sekejap juga kusampaikan ijin cuti pada atasan. Alhamdulillah, aku gak jadi nganggur, satu hal yang aku sangat syukuri.

Per 1 Desember aku tak lagi mengajar. Kemudian tanggal 21 Desember adalah rencana keberangkatan ke Bali. Jadi aku punya waktu sekitar tiga minggu di rumah. Sebenarnya bukan gak nganggur juga ya, haha tetep aja sih aku nganggur, cuma maksudku, aku ‘nemu’ kerjaan baru, gituloh.

Aku menikmati masa-masa di rumah sambil ngelesi si krucil. Ngobrol dengan orang rumah ataupun Ammar jadi waktu yang spesial waktu itu. Yaa gimanaaa namanya juga akan berpisah lamaa hahahah. -bersambung-