Mereka mempunyai banyak sekali
sahabat karena mereka anak yang baik, ramah, rendah hati, tolong menolong, dan
tidak memilih-milih jika berteman. Pagi hari, mereka berdua berangkat sekolah
dengan menaiki sepeda. Lalu Lala datang menyapa, “Assalamualaikum, Ziah, Zahra.”
“Waalaikumussalam Lala.” Jawab mereka. Lalu mereka bersama-sama menuju sekolah. Sampai di sekolah
mereka bertemu Mary, “Hai.”
“Hai juga”, jawab Mary sambil tersenyum.
Waktu pelajaran dimulai, ibu guru masuk dengan membawa
seorang anak perempuan, “Assalamualaikum, murid-murid!”
“Waalaikumussalam, bu guru!” jawab murid-murid.
“Murid-murid hari ini kelas kita kedatangan murid baru,
silakan perkenalkan dirimu,” kata bu guru.
“Namaku Klara, hobiku adalah membaca buku,” kata anak itu.
Kelihatannya dia kutu buku karena gemar membaca dan memakai kaca mata.
“Klara, kau boleh duduk di samping Lingling.”
“Baik bu guru” ucap Klara. Sekarang waktu istirahat, Ziah,
Zahra, Lala, Mary, Lingling langsung menghampiri Klara.
“Hai Klara, namaku Ziah, ini saudara
kembarku Zahra.”
“Hai” sapa Zahra.
“Hai juga” kata Klara tanpa menoleh.
“aku Lala, aku Mary, aku Lingling.” Sapa mereka bertiga.
“Mau bermain? ajak Lala.
“Tidak, aku lebih suka membaca daripada bermain,” kata Klara.
Saat di luar, Lala berkata, “Aku tidak suka terhadap sifat
Klara.”
“Hus, kamu tidak boleh begitu, Lala, dia cuma belum terbiasa
dengan kita, lama-kelamaan nanti dia juga akan bermain dengan kita. Lagipula,
dia kan anak baru.” Ucap Ziah.
“Itu benar, Lala. Kamu tidak boleh begitu.” Tambah Zahra.
“Iya iya, maaf teman-teman.” Ucap Lala.
Tak lama kemudian, Klara datang dan berkata “Teman-teman maaf
ya, tadi aku tidak memperhatikan kalian.”
“Iya, tidak papa kok.” Ucap Ziah.
“Sekarang aku sadar berteman lebih menyenangkan daripada
membaca buku.” Tambah Klara.
“sekarang kita enam sekawan, ok?” Kata mereka.
Sejak hari itu mereka menjadi enam sekawan sampai lulus SD. Walaupun
mereka di SMP yang berbeda, mereka tetap berhubungan lewat SMS. Mereka tidak
pernah lupa satu sama lain. Hingga dewasa mereka tetap menjadi “Enam Sekawan”.
TAMAT/ THE END
P.S: sebuah cerpen dari Aura, yang waktu itu masih kelas 6 SD. Akhirnya cerpen ini saya tulis ulang juga setelah 2 tahun lamanya. Semoga suatu saat nanti kamu bisa baca karyamu ini, ya, Ra!
Kommentare
Kommentar veröffentlichen