Kegiatan perkuliahan memang wajarnya di dalam kelas, dilengkapi dengan meja, kursi, LCD serta fasilitas penunjang lainnya. Namun lain cerita dengan kami, mahasiswa Bahasa Jerman Universitas Negeri Surabaya.
Cerita
ini dimulai pada akhir semester lalu, pada mata kuliah “Deutsch 3”. Sontak kami
kaget saat tahu UAS dilaksanakan di dalam Suroboyo Bus. Pada waktu itu
kebetulan sekali Suroboyo Bus baru launching.
Tugas akhir kami berupa project video pengalaman naik Suroboyo Bus dalam bahasa Jerman. “Wow,
mantabb.” Pikir kami.
Titik
awal keberangkatan adalah di Terminal Purabaya, tentunya dengan membawa
beberapa botol plastik yang diletakkan di dalam totebag (totebag ini syarat wajib
mengikuti UAS loh! Setiap mahasiswa di kelas kami wajib pakai). Kriteria botol
plastiknya seperti ini:
-
3 botol berukuran
1500 ml
-
5 botol berukuran
600 ml, atau
-
10 gelas plastik
berukuran 200ml
sesaat sebelum berangkat bawa totebag "end plastic pollution" dong kitaa :)) |
1 tiket = 1 perjalanan (berlaku selama 2 jam) |
Bus
akhirnya berangkat dan kami mulai ujian. Masing-masing dari kami bercerita dalam
bahasa Jerman tentang tempat-tempat menarik yang dilewati selama perjalanan. Saya
pikir ini adalah pengalaman ujian paling seru. Banyak orang memperhatikan kami,
tapi kami PD aja hahaha. Sebagai orang yang sudah bertahun-tahun tinggal di
Surabaya, rasanya baru kali ini menumpangi transportasi umum yang nyaman
banget, gratis pula! Saya pribadi –yang bukan asli Surabaya- teramat
mengapresiasi bentuk kerja keras Bu Risma dengan Dinas Perhubungan Kota
Surabaya ini. Di dalam bus, kami dibuat kagum dengan fasilitasnya yang super
nyaman. Tempat duduk prioritas bagi wanita, lansia, dan difabel, layar
informasi, kebersihan, keramahan petugas, antisipasi kebakaran, semuanya jempol
deh. Image buruk tentang transportasi
umum Indonesia tidak akan kita temui di Suroboyo Bus. Semua crew juga konsisten untuk bilang ‘tidak
bisa’ ketika ada penumpang yang ingin naik namun tak membawa sampah plastik,
atau ingin membayarnya dengan uang. Keseruan itu bertambah, ketika bus berhenti
di halte Basra dan kemudian belasan anak SD menaiki bus. Suroboyo Bus mendadak
riuh, namun keriuhan itu disertai antusiasme dari kita semua. Kami banyak
mengobrol dengan adik-adik SD ini, dan yang terpenting adalah menjelaskan
kepada mereka betapa pentingnya transportasi umum dan mengurangi pemakaian
plastik.
Kami turun lebih dulu di halte Rajawali. Tujuan utamanya tentu ke Museum House of Sampoerna. Dari halte kami lantas berjalan kaki menuju museum. Hal yang juga baru bagi kami, yaitu menikmati kota tua dengan berjalan kaki sambil sesekali memotret. Di sini, dengan cara ini, kami menemukan keindahan Surabaya dalam sisi yang berbeda. Ujian sudah selesai? Oh tentu belum. Di House of Sampoerna ujian masih berlanjut dong.
Setelah
ujian berakhir, kami memutuskan untuk berpisah. Sebagian dari kami ada yang
langsung pulang, ada juga yang nge-Mall. Saya bersama 4 kawan lainnya masih
penasaran dengan Suroboyo Bus. Sembari jalan kaki menuju halte, kami mencari
botol-botol plastik untuk ditukar dengan tiket. Banyak orang bertanya-tanya,
dan dengan bangga kami jawab: “Mau naik Suroboyo Bus Pak/Bu, bayarnya pakai botol
bekas bukan uang.” Kami tidak malu, sebaliknya kami justru senang karena bisa
membantu pemkot mensosialisasikan Suroboyo Bus sampai lapisan masyarakat paling
bawah. Kerennya lagi nih, estimasi kedatangan bus bisa dilihat di aplikasi
GoBis, jadi kami bisa beli es teh dulu sambil duduk-duduk di halte, hahaha.
Perjalanan
pulang Halte Rajawali-Terminal Purabaya tidak jauh berbeda dengan saat berangkat.
Meskipun di luar macet, panas, gerah kami nyaman-nyaman aja di dalam bus. Malahan
kami semua tertidur saking nyamannya dan baru sadar saat sampai di Terminal
Purabaya. Hari itu adalah hari yang menyenangkan. Sudah ujian di dalam bis, keliling
Surabaya dengan gratis pula! Ohya, di artikel ini saya tidak banyak memberi foto, semua dokumentasi sudah ada di video tugas akhir yang saya ceritakan tadi ya. Sudah diunggah di youtube juga loh. Cek ya!
#Surabayabus
#Suroboyobusfans #DishubSurabaya
Kommentare
Kommentar veröffentlichen