2017 vs 2018




Sekilas memang tidak ada yang berbeda dari tahun ke tahun. Bagi saya, semua itu hanya perkara waktu. Mau tidak mau, cepat atau lambat waktu akan terus berjalan, mengukir kenangan dan memakan usia. Oke, saya akui tulisan ini memang sedikit terlambat. Tapi tak apalah, setidaknya segala yang ada di kepala masih sempat terekam hingga saya bisa menuliskannya disini.

2017 –adalah tahun yang saya sangat suka. 2 angka terakhir semacam menjadi angka favorit sejak saya baru mengenal angka. Karena saya lahir di tanggal itu? Entahlah. Yang pasti saya menyukainya, dan mendapat banyak kebetulan atasnya. Di tahun ini, banyak sekali peristiwa luar biasa yang saya alami. Berkenalan dengan orang baru hingga lebih dekat dengan orang yang sebelumnya sudah kenal, berkunjung ke tempat-tempat yang sebelumnya hanya menjadi angan-angan, dan berjuta hal menakjubkan lainnya. Di tahun ini pula saya sempat tertawa sekeras-kerasnya dan menangis sedalam-dalamnya. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur atas segala emosi yang telah dikaruniakan Tuhan kepada saya.

Hal utama yang ingin saya ungkapkan adalah terima kasih, baik kepada Tuhan Semesta Alam Allah SWT atas segala kenikmatan yang telah diberikan kepada saya. Segalanya. Kepada kedua orang tua yang tidak pernah lelah menyayangi dan memberikan semuanya kepada saya. Semuanya. Juga teman-teman terdekat atau terjauh, yang kadang suka saya lupakan padahal merekalah sumber semangat yang selama ini saya terima. Juga permintaan maaf, karena saya suka lalai terhadap banyak hal.

Bagi saya pribadi, sesungguhnya tahun 2017 adalah masa dimana saya benar-benar mengulik tentang siapa saya, apa mau saya, dan kemana arah saya. Memang mengenal diri sendiri adalah proses tanpa akhir, tapi setidaknya saya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas sedikit demi sedikit. Di tahun ini pula saya seakan mendapat kado yang bertubi-tubi. Memang bukan kado secara fisik, dan tidak bisa diukur secara materi. Tapi justru lebih dari itu.

Menyinggung soal target dan resolusi yang saya buat diakhir tahun 2016, lagi-lagi saya bersyukur. Diantara sekian banyak resolusi yang saya targetkan terwujud di tahun 2017, hanya 1 yang belum tercapai. Apa itu? memiliki SIM, Surat Izin Mengemudi. Sederhana sih, tapi bagi saya tidak sesederhana itu, hehe. Hanya itu? seingat saya, iya. Oleh karenanya saya sama sekali tidak bersedih atau menyesal, karena apa yang saya terima di tahun ini jauh lebih besar daripada apa yang saya minta. Kurang beruntung apa lagi coba?

Ya inilah hidup, penuh tanda tanya, penuh teka teki. Setidaknya di tahun ini, saya berhasil mengemban banyak tanggung jawab. Berhasil menurut takaran saya sendiri sih. Mengemban kepercayaan dari banyak orang yang sejujurnya itu sulit. Tahun 2017 adalah tahun pembuktian bagi saya, terhadap segala hal yang awalnya meragukan hingga akhirnya membanggakan. Itu adalah sebuah pencapaian.

Saya menutup tahun 2017 dengan doa dan mengawali tahun 2018 juga dengan doa. Semoga apa yang telah berjalan di tahun 2017 tetap terus berjalan di tahun 2018 dan semakin baik.
Mengenai target dan resolusi, tidak jauh beda dan tidak muluk-muluk. Saya harap saya tetap menjadi saya, yang selalu berpikiran positif, dan selalu berusaha. Tentu saja apa yang belum terwujud di tahun lalu semoga bisa terwujud di tahun ini. Selebihnya, biar saya simpan sendiri. Biar saya berusaha lagi, dengan lebih keras. Dan semoga di tahun ini, hidup saya menjadi lebih jelas, bukan lagi abu-abu tapi putih bersih.

Kommentare