Hello December !


                Di postingan sebelumnya, aku pernah menulis tentangmu singkat.  Dan kali ini aku ingin menulis lagi (dalam versi yang lebih panjang, hehe). Aku ingin memberikan angin segar, tentangmu sendiri, selama kurang lebih setahun terakhir sebagai wujud refleksi atas bagaimana sosokmu dimataku. Juga, sebagai ucapan selamat atas bertambahnya usia. Bertambahnya angka 1, semoga kau selalu menjadi yang pertama in every single thing. Kuselipkan doa untuk dirimu yang baru, agar terus berbenah menjadi pribadi yang lebih lebih baik lagi.  
                Aku ingin mengajakmu kembali pada Oktober 2016. Aku tak ingat tanggalnya, namun tak pernah lupa bagaimana hari itu menjadi hari yang memorable. Aku hafal betul ucapanmu :”What do you think if i say i love you?”  Sudah jelas kaget, speehless. I didn’t know what to say. Berusaha mengalihkan pembicaraan sambil menerka-nerka maksud dibalik kalimat itu. Dan, siapa sangka setelah kejadian malam itu, banyak hal tak terduga hadir dalam hidupku.
Jika kamu ingat aku pernah bilang ada banyak hal yang aku lakukan denganmu adalah hal yang pertama kalinya, itu memang benar. Mengenalmu lebih jauh, sampai akhirnya kau membawaku masuk kedalam kehidupanmu adalah salah satunya, begitu juga sebaliknya.  Seolah-olah keadaan pun memaksaku untuk memberikanmu ruang. Kamu sudah pasti ingat momen-momen itu, dimana hampir setiap waktu kita berada dalam satu sikon yang sama. Kadang suka merasa lucu sih kenapa bisa seperti itu, hehe. Pernah aku memberontak, namun gagal.
Kenapa? Karena aku merasa I’m not ready yet untuk berbagi segalanya dengan orang lain, dalam konteks ini-kamu. Dengan prinsip yang terus kujunjung tinggi, aku tahu aku mampu. Malah memposisikan diriku sebagai yang selalu ada untukmu, sedih atau senang. Sayangnya, aku tak meletakkanmu demikian. Aku terlalu lemah untuk mengakui, bahwa aku nyaman bersamamu. Hingga pada akhirnya aku tau itu menyulitkan bagimu, dan membuatku berhenti pada titik itu, atas kemauanku sendiri.
Sialnya, kau selalu sabar. Entah berapa kali perdebatan kita yang akhirnya memaksaku untuk kalah dan berkata : oke, I’ll try. Dengan caramu pula, aku menemukan rumah yang baru. Tempatku pulang, tempatku bercerita, tempatku menangis. Kau mungkin tak melakukan apa-apa, karena sejatinya aku bisa selesaikan semuanya. Namun lagi, you told me you were there. Membuatku selalu mencarimu lagi untuk kembali. Ketakutanku untuk bergantung padamu, akhirnya benar terjadi. Meskipun kau selalu bilang aku bisa tanpamu, but it doesn’t work. Tenang saja, aku tak menyesal. Aku sudah bisa menikmati kebergantungan itu sekarang. And i hope so, you have to hang on me too, haha. I’ll available for you whenever and wherever, for sure.
 Aku juga sudah terbiasa dengan apa-apa yang (dulunya) menjadikanku tak nyaman. Seperti yang aku bilang sebelumnya, aku bahkan sudah menikmatinya. Semua perbedaan itu, justru menjadikanku lebih mudah dalam menjalaninya. Karena kunci dari semuanya adalah “menerima”.  And I did, all of you. I guess. Dan yang membuatku akhirnya bertahan, selain karena mengakui kebenaran di setiap perkataanmu, juga karena hal-hal sepele dan tak terduga yang membuatku terkesan. Bagaimana dirimu, hidupmu, bahkan mimpimu, tak beda jauh denganku.
Terima kasih telah hadir dan memutuskan untuk tinggal. Menjadi sahabat di segala kondisi, teman hidup paling konyol, juga partner in love. Aku banyak belajar darimu, tentang kedewasaan, kehidupan, tentang konsistensi, atau tentang siapa kita dimata sang Pencipta. Bahkan, tentang banyak hal lain yang tak sempat terpikir. With you, i am “me”. Aku mungkin tak bisa banyak berkata atau bermanis-manis didepanmu, tapi percayalah aku selalu memujimu dalam diam. Menyimpan semuanya dalam memori yang indah.
Aku jadi teringat first twenty-mu yang kau tulis setahun lalu. Apa kabar dia? Wanna write it again? Aku selalu siap kok kapanpun kamu butuh pembaca, hehe. Satu hal yang pasti, aku akan selalu hadir dengan senyuman termanis dan semangat paling membara, as long as i can. Doa yang tak pernah henti, semoga apa-apa yang kau impikan menjadi kenyataan, menjadi figur yang baik bagi dirimu sendiri maupun bagi orang lain. Tetap sederhana dalam bertutur, namun bijak dalam berpikir dan bertindak. Semua orang punya masanya sendiri-sendiri, begitu pula denganmu. Jangan berputus asa saat target yang kau susun sedemikian rupa belum nampak hasilnya. Aku tau kau ambisius, tapi Allah lebih tahu apa yang kau butuhkan.  Percayalah: when it’s time, it’s time. Teruslah bereksplorasi: melihat, melangkah, dan memahami dunia melalui cara pandangmu sendiri.
Jika ingin didetailkan, berlembar-lembar pun tak akan pernah cukup. Tapi bagiku, ini rasa paling dominan yang selama ini ada, setidaknya sampai aku berhasil menuliskannya disini. Atau mungkin, saat tulisan ini terbaca olehmu, ada banyak rasa lagi yang belum sempat terungkapkan. But it’s okay, life is like a journey. Farther you go, more curious you’ll be.  
One more time, happy birthday honey. Alles gute zum Geburtstag! 🎁🎉🎈🎇

Jika kau ingin berkata-kata, write me please :D

Kommentare